Rabu, 07 Januari 2015

KARANGAN : KELUARGA DAN PENDIDIKAN YANG TAK TERPISAHKAN


Keluarga merupakan suatu lembaga atau unit sosial terkecil di masyarakat yang terbentuk melalui perkawinan yang sah biasanya terdiri atas ayah, ibu dan anak yang hidup disuatu tempat.
Konsep Keluarga
Keluarga adalah salah satu mata rantai kehidupan yang paling esensial dalam sejarah perjalanan hidup anak manusia. Sekaligus ia juga membuat mozaik khilafah yang membutuhkan bingkai ajaran sebagai pelindung dan penghias lukisan kehidupan yang memberikan kenyamanan dan keteduhan kalbu. Tentunya lukisan kehidupan keluarga yang begitu indah ini tidak lepas dari spektrum dasar, yaitu sakinah, mawadah, dan warrohmah.

ESSAY : PENDIDKAN DI ERA MODERN





Pendidikan masa kini sangat berbeda dengan yang di masa lalu, pendidikan masa kini sudah banyak aspek penunjangnya seperti alat alat yang modern untuk kegiatan belajar, dana pemerintah, wajib skolah 12 tahun dengan biaya gratis, akan tetatpi itu belum menyeluruh di indonesia.
Katanya sekolah wajib selama 12 tahun tapi jika dari pihak sekolah membuat aturan dengan menggunakan poin maka akan hancur pendidikan di negara kita ini. Bukankah lembaga sekolah harusnya membimbing muridnya untuk menjadi lebih baik ketika sang murid itu bermasalah. Tetapi di negara kita ini banyak kecurangan terkadang jika orang itu mampu dan dia bermasalah terkadang hanya di tegur dan tidak diberi sanksi seperti orang yang tidak mampu, memang benar pihak sekolah bilang “sekolah kita tidak menerima orang yang menyogok karena saat tes tidak lulus dan sekolah kita ini tidak membeda-bedakan mana yang mampu dan tidak mampu mana yang anak guru” itu hanya sebagai formalitas.
Seperti contoh nya di skolah temen saya, ada murid yang di sukai guru dan ada murid yang tidak di sukai oleh guru. Jika murid yang di sukai melakukan pelanggaran Cuma di tegur dan di kasih kesempatan, justru sebalik nya untuk murid yang tidak di sukai oleh guru malah di marahin dan di beri sangsi. Padahal tugas guru itu membimbing anak murid nya untuk menjadi lebih baik, menjadi calon penerus bangsa yang baik, yang cerdas, religius, kempetitif, intelektual, dan unggul.

review film bos

Movie Review : The Teacher’s Diary

The Teachers Diary adalah sebuah film Thailand yang rilis pada tahun 2014. Dalam Bahasa Thailand, film ini berjudul Khid Thueng Withaya. Film yang disutradari oleh Nithiwat Tharatorn ini adalah produksi dari GTH (Gmm Tai Hub Co., Ltd), salah satu rumah produksi papan atas di Negeri Gajah Putih yang sudah menghasilkan cukup banyak film berkualitas, seperti Bangkok Traffic (Love) Story, Hello Stranger dan Suckseed.
8e7d0613bb29798369e410a362e7a3df_the-teachers-diary-poster1
Meskipun tulisan ini berjudul movie review, tetapi jangan berharap aku akan menuliskan tentang sinopsis film. Mungkin ada sedikit yang sifatnya spoiler, tapi tidak akan mengganggu kenikmatan seseorang yang belum menontonnya.
Dari pengamatanku, ada dua tema besar yang ingin diangkat di film The Teachers Diary ini. Yang pertama adalah tentang sosok guru. Pada film ini ditunjukkan bagaimana seharusnya peran seorang guru yang sesungguhnya, yaitu sebagai seorang pendidik, bukan sekedar pengajar.
Seperti yang kita ketahui selama ini, banyak yang menganggap tugas seorang guru hanyalah mengajar di dalam kelas sesuai dengan jam pelajaran yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Guru dianggap sudah memenuhi kewajiban ketika dia secara professional sudah menjalankan tugasnya mengajar. Perkara bagaimana para siswanya memahami materi yang diajarkan, itu urusan lain. Jika seorang murid mendapatkan nilai yang tidak memuaskan, guru menjadi pihak yang tidak bisa disalahkan. Apalagi jika di sisi yang lain ada murid yang mendapatkan nilai yang sangat baik. Dengan jumlah materi yang diterima sama dan jumlah jam pelajaran yang diikuti juga sama, maka faktor utama yang menyebabkan kegagalan si murid, ya mutlak si murid itu sendiri.